0

Memilih Kecenderungan

Ini story ke 3 setelah pak salim dan kisah ka’ butet tentang Sokola Rimbanya yang saya jadikan artikel saya di bulan-bulan lalu, yang termaktub (ceeilleeeh) di dalam satu rel cerita yang bertema “belajar menjadi…”

Lah kok sekarang judulnya ini?, iya nih, saya lagi mau bicara tentang diri sendiri dulu, saya ini lagi kepingin memilih kecenderungan saya. tujuannya, supaya saya menjalaninya bisa All Out!, apa aja yang akan saya lewati dalam kecenderungan saya itu akan saya hadapi, because itu jalan yang saya pilih. namun, ternyata memilih kecenderungan itu susah-susah gampang, karena bisa jadi berbenturan sama amanah saya yang “ga saya cenderungi”, you know lah, namanya amanah itu kan patut di jalani dan di tanggung jawabi, jadi emang ga boleh pilih-pilih, but, hati saya sering berkelahi sama logika saya, uh kalau gitu, saya yang repot deh. (ga boleh ngomong DL yaa!, hehe). Tapi saya ngerasa banget, ini adalah proses dan ujian untuk saya, entah menguji kedewasaan berfikir dan bertindak, atau melatih saya untuk jadi orang yang lebih berpengalaman, atau apa sajalah alasan dari otak saya yang masih waras untuk menenangkan hati saya, bahwa sebaiknya saya mencenderungi semua amanah-amanah saya. ini nih bener-bener saya merasa untuk belajar menjadi..yah menjadi cenderung, hingga akhirnya saya bisa give my power untuk menjalaninya. amanah ini bukan dari bos, bukan dari rekan kerja, bukan dari ortu, bukan dari siapa-siapa, karena mereka hanyalah perantara semata, ini asli dari ALLAH yang paling tau kondisi saya, dan saya yakin ALLAH pasti kasih jalan setiap kali saya ngerasa “buntu”.

Walaupun saat menulis ini, hati dan logika saya masih bersilang pedang, masih mau mementingkan kecenderungan saya yang mungkin menyerempet ke pengertian egois, masih mau ini itu yang ga penting. tapi berita baiknya, Alhamdulillah saya masih sadar, yang penting saya mau belajar, yang penting saya mau berusaha…

>> harusnya realistis, memang sulit, tapi itu mungkin..

0 menurut yang baca...:

Back to Top