0

without you...

Air mata ini turun dengan mudahnya, saat membaca puisi pak Habibie untuk Istrinya.
lagi-lagi turun setelah mengusapnya agar berhenti. tetap tak mau berhenti. karena rasa itu sangat dalam.
terbayang saja, jika aku adalah dia.
yang merasakan kehilangan besar atas orang yang di sayangi.
kali ini istri, dan jika aku, lain lagi...
mungkin nanti, saat aku sudah berdua. bisa jadi kan merasakan itu juga.
banyak kisah yang ku baca dan menggelitik hatiku untuk menangis haru. bukan mengasihani, namun turut empati. haruskan aku bersiap-siap?, menyiapkan mental antisipasi jika nanti kehilangan. dan apakah aku bisa?, kehilangan cinta...
ataukah aku tak akan sempat,,,karena aku lah yang pergi...
lagi-lagi, coba ku kutip sebuah ungkapan bahwa ini bukanlah soal kematian.
namun, sepenggal rasa yang turut pergi. yang tak bisa di tawar dan kembali.
sisa rindu hanya menggantung dan takdir lain yang akan menuntunnya.
yang hanya bisa di sapa oleh mimpi, lalu terbangun, hilang dan menangis lagi...
karena tak bisa berbuat apa-apa untuk mewujudkannya?...
kuatkah menanggung kan rindu yang tak tau di mana ujungnya?
kuatkah hati merasakan itu?, ah...ALLAH Maha Tau.

air mata menggenang lagi..
entah,,,
beberapa hari merasakan getaran beda...
entah firasat atau kah pertanda...
atau hanya perasaan mendalam...

aku mulai tau, rasanya mencintai.

semoga, kepastian itu datang saat semuanya dalam keadaan yang terbaik.


0 menurut yang baca...:

Back to Top